Agama dan Masyarakat
Fungsi agama
dalam masyarakat Agama adalah fenomena hidup manusia. Dorongan untuk bergama,
penghayatan terhadap wujud agama serta bentuk pelaksanaanya dalam masyarakat
bias berbeda-beda, namun pada hakekatnya sama, yaitu, bahwa semua agama
merupakan jawaban terhadap kerinduan manusia yang paling dalam yang mengatasi
semua manusia. Pada akekatnya seluruh manusia ini secara fithriah mempunyai
potensi untuk percaya kepada Yang Maha Esa dank arena agama yang mengajarkan
tentang konsepsi ketuhanan merupakan bagain yang tak terpisahkan dan kehidupan
umat manusia.Agama merupakan factor yang sangat penting dan sangat menentukan
bagi kehidupan jutaan manusia.
Agama
seringkali menjadi motif dalam keputusan-keputusan politik, social ekonomi,
serta pernyataan-pernyataan kebudayaan. Agama dapat mempersatukan dari berbagai
suku dan bangsa di dunia ini. Agama dapat menjadi tali pengikat persaudaraan yang
kekal, yang melampaui batas- batas wilayah atau georafi. Orang-orang beragama
lebih dekat satu sama lain karena mereka mengenal seperangkat nilai-nilai dasar
sebagai pedoman bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Agama mempunyai 2
dimensi yaitu transcendental (ukhrowi) menyangkut hubungan manusia dengan
Tuhannya dan mondial (duniawi) menyangkut hubungan manusia dengan manusia lain
dan lingkungan..
Tiga tipe kaitan agama dengan masyarakat Agama
memiliki tiga (3) tipe hubungan dengan masyarakat diantaranya (menurut
Elizabeth K. Nottingham) • Masyarakat Pedalaman Di dalam kehidupan masyarakat
pedalaman agama masih berdasarkan kepercayaan sehingga mereka mengadakan
berbagai upacara ritual karena mereka percaya dengan begitu mereka sudah
memiliki agama. • Masyarakat Semi Industri Di dalam masyarakat semi industri
sudah lebih maju dari masyarakat pedalaman sehingga di masyarakat semi indutri
sudah memegang agama sebagai kepecayaan dan sebagai pedoman dalam melakukan
segala hal seperti berdagang • Masyarakat Industri Sekunder (Modern) Di dalam
masyarakat industri sekunder sudah banyak muncul teknologi canggih sehingga
lebih mudah menolong kegiatan manusia, namun karena sudah banyak teknologi maka
agama menjadi di “no duakan” sehingga kurangnya kepercayaan terhadap agama.
Pelembagaan
Agama Ada 3 tipe kaitan agama dengan masyarakat, diantaranya :
1. Masyarakat dan
nilai-nilai sakral.
2.
Masyarakat-masyarakat pra industri yang sedang berkembang.
3.
Masyarakat-masyarakat industri sekuler. Pengertian pelembagaan agama itu
sendiri ialah apa dan mengapa agama ada, unsur- unsur dan bentuknya serta
fungsi struktur agama. Dimensi ini mengidentifikasikan pengaruh-pengaruh
kepercayaan di dalam kehidupan sehari-hari. Agama ,konflik dan masyarakat.
Contoh-contoh dan
kaitannya tentang konflik yang ada dalam agama dan masyarakat : Di Indonesia
sendiri konflik agama baik yang bersifat murni maupun yang ditumpangi oleh
aspek budaya, politik, ideologi dan kepentingan golongan banyak mewarnai
perjalanan sejarah Indonesia.
Bahkan diera reformasi dan paska
reformasi, agama telah menunjukkan peran dan fungsinya yang nyata. Baik
kekuatan yang konstuktif maupun kekuatan yang destruktif. Sesudah gerakan
reformasi, suatu keyakinan ketuhanan atau keagamaan banyak dituduh telah menyebabkan
konflik kekerasan dinegeri ini. Selama 4 tahun belakangan, ribuan anak bangsa
mati tanpa tahu untuk apa. Ribuan manusia terusir dari kampung halamannya,
tempat mereka dilahirkan. Ribuan anak-anak lainnya pun menjadi piatu,
kehilangan sanak keluarganya dan orang-orang yang dikasih
Dalam pandangan sosiologi, perhatian
utama terhadap agama adalah pada fungsinya terhadap masyarakat. Istilah fungsi
seperti kita ketahui, menunjuk kepada sumbangan yang diberikan agama, atau
lembaga sosial yang lain, untuk mempertahankan (keutuhan) masyarakat sebagai
usaha- usaha yang aktif dan berjalan terus-menerus. Dengan demikian perhatian
kita adalah peranan yang telah ada dan yang masih dimainkan. Emile Durkheim
sebagai sosiolog besar telah memberikan gambaran tentang fungsi agama dalam
masyarakat. Dia berkesimpulan bahwa sarana- sarana keagamaan adalah
lambang-lambang masyarakat, kesakralan bersumber pada kekuatan yang dinyatakan
berlaku oleh masyarakat secara keseluruhan bagi setiap anggotanya, dan
fungsinya adalah mempertahankan dan memperkuat rasa solidaritas dan kewajiban
sosial.
Pemeluk agama-agama di dunia
meyakini bahwa fungsi utama agama yang dipeluknya itu adalah memandu kehidupan
manusia agar memperoleh keselamatan di dunia dan keselamatan sesudah hari
kematian. Mereka menyatakan bahwa agamanya menyatakan kasih sayang pada sesama
manusia dan sesama makhluk Tuhan, alam tumbuh-tumbuhan, hewan, hingga benda
mati. Sehingga dalam usahanya untuk membentuk kehidupan yang damai, banyak dari
para ahli dan agamawan dari tiap-tiap agama melakukan dialog-dialog untuk
memecahkan konflik keagamaan. Pada level dunia mulai muncul pandangan tentang
universal religion yaitu suatu agama yang tidak membedakan dari mana asal
teologis dan unsur transcendental suatu agama tetapi memandang tinggi
nilai-nilai kemanusiaan, kedamaian dan keberlangsungan hidup berdampingan.Di
Indonesia sendiri konflik agama baik yang bersifat murni maupun yang ditumpangi
oleh aspek budaya, politik, ideologi dan kepentingan golongan banyak mewarnai
perjalanan sejarah Indonesia.
Pertanyaan tentang mengapa bangsa
yang selama ini dikenal santun dan relegius, berubah beringas dan mudah
melakukan tindak kekerasan pada sesama, jawabanya tidak pernah jelas dan
beragam. Apakah hal ini karena faktor keagamaan, etnisitas, ekonomi dan politik
atau faktor lain, masih menjadi bahan perdebatan panjang. Fungsi agama pun
tetap diperdebatkan oleh para ilmuan, apakah agama sebagai pemicu konflik atau
agama sebagai faktor integrasi sosial
Komentar
Posting Komentar