Satu bulan belakangan ini ada salah satu serial drama dari Korea Selatan dengan judul “Start-Up” yang mungkin sangat menarik perhatian mahasiswa/i yang sedang menempuh perkuliahan dengan jurusan Sistem Komputer, Sistem Informasi, Teknologi Informasi dan semacamnya dilihat dari akun twitter @codingfess yang tidak berhenti mencuitkan pertanyaan-pertanyaan dari para mahasiswa/i yang penasaran dengan teknologi dan bahasa pemrograman yang ada didalam serial drama tersebut. Mengapa demikian? Karena serial drama “Start-Up” itu sendiri menceritakan tentang persaingan kedua perusahaan rintisan dengan Data Science, Machine Learning sebagai ilmu dan Artificial Intelligence sebagai teknologi yang diunggulkan oleh keduanya. Sangat menarik perhatian bukan?
Pada artikel yang saya buat kali
ini, tentunya saya tidak akan membahas tentang serial drama korea tersebut
karena itu bisa kalian tonton sendiri di Netflix. Sesuai judul artikelnya,
disini saya akan membahas tentang Artificial Intelligence itu sendiri yang
mencakup Definisi, Sejarah, dan Konsep Dasarnya serta contoh studi kasus di
dunia nyata tentang Intelligent Agent. Oke here we go~
Definisi
Diambil dari serial drama “Start-Up”, salah satu karakternya menjelaskan tentang Artificial Intelligence kepada karakter lain yang sama sekali tidak memahami tentang apa itu teknologi AI. Kira-kira penjelasannya begini, “Komputer dapat diumpamakan sebagai Tarzan, dia tumbuh di pulau tak berpenghuni jadi tak pernah melihat wanita. Tapi, suatu hari tiba-tiba Jane datang ke pulau itu. Tarzan memberikan Jane batu, tapi Jane tidak suka. Dan ketika diberi bunga, dia suka. Lalu Tarzan terus mencoba memberi barang-barang yang lain untuk mencari cara mengambil hati Jane. Jika Jane berteriak artinya tak suka, dan jika tersenyum artinya suka (sistem sensor).”
Lalu apakah definisi sebenarnya dari Artificial Intelligence ?
Artificial
Intelligence (AI) adalah simulasi dari kecerdasan yang dimiliki oleh manusia
yang dimodelkan di dalam mesin dan diprogram agar bisa berpikir seperti halnya
manusia atau lebih mudahnya, AI merupakan sistem komputer yang bisa melakukan
pekerjaan yang umumnya memerlukan tenaga dan kecerdasan manusia untuk
menyelesaikannya.
AI memerlukan
data untuk dijadikan pengetahuan. AI membutuhkan pengalaman dan data supaya
kecerdasannya bisa lebih baik lagi. Poin penting dalam proses AI adalah
learning, reasoning dan self correction. AI perlu belajar untuk memperkaya
pengetahuannya. Proses belajar AI pun tidak selalu disuruh oleh manusia,
melainkan AI akan belajar dengan sendirinya berdasarkan pengalaman AI saat
digunakan oleh manusia dan AI mampu mengoreksi diri sendiri.
Sejarah
Jika membahas
teknologi maka tidak luput dengan sejarahnya. Pada tahun 1950-an, Alan Turing (pionir
AI dan ahli Matematika Inggris) melakukan Turing Test untuk melihat
bisa/tidaknya mesin memberikan respon terhadap serangkaian pertanyaan agar
mesin dapat dikatakan cerdas. Kemudian, pada Dartmouth Conference tahun 1956
istilah “Artifical Intelligence dimunculkan oleh John McCarthy (MIT). Dalam
konferensi tersebut didefinisikan juga tujuan AI, yaitu : mengetahui dan
memodelkan proses-proses berpikir manusia dan mendesain mesin agar dapat
menirukan kelakuan manusia tersebut.
AI memiliki beberapa program pada periode 1956-1967, antara lain
sebagai berikut.
·
Logic Theorist, sebagai pembuktian teorema
matematik.
·
Sad Sam, program untuk mengetahui kalimat
sederhana dalam bahasa inggris dan memberikan jawaban dari fakta yang didengar
dalam sebuah percakapan.
·
Eliza, program untuk terapi pasien dengan
memberikan jawaban.
Konsep Dasar
Konsep AI
didasarkan pada ide untuk membuat mesin yang mampu berpikir, bertindak, dan
belajar seperti manusia. Dengan kata lain menciptakan mesin yang mampu memahami
lingkungan, memahami masalah dan bertindak secara cerdas sesuai situasi.
Manusia cerdas
dalam menyelesaikan permasalahan karena manusia mempunyai pengetahuan dan
pengalaman. Demikian juga agar mesin bisa bertindak seperti dan sebaik manusia
maka harus diberi bekal pengetahuan, sehingga mempunyai kemampuan untuk
menalar. Untuk membuat aplikasi kecerdasan buatan, ada 2 bagian utama yang
sangat dibutuhkan :
1.
Basis Pengetaguan (Knowledge Base) yang bersifat
fakta-fakta, teori, pemikiran dan hubungan antar satu dengan yang lainnya, dan
2.
Motor Inferensi (Inference Engine), yaitu
kemampuan menarik kesimpulan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman.
Penerapan konsep dasar
AI adalah sebagai berikut.
4 Kategori Artificial Intelligence
1. Thinking Humanly
Pendekatan ini dilakukan dengan
2 cara, yaitu :
1)
Melalui instropeksi, mencoba menangkap pemikiran
kita sendiri saat berfikir.
2)
Melalui penelitian-penelitian dari segi psikologi.
2. Acting Humanly
Pendekatan dengan meniru tingkah
laku seperti manusia, contohnya seperti Turing Test yang dilakukan oleh Alan
Turing pada Tahun 1950.
3. Thinking Rationally
Pendekatan ini memiliki 2
masalah, antara lain :
1)
Tidak mudah membuat pengetahuan informal, lalu
menyatakan dalam formal term dengan notasi-notasi logika.
2)
Terdapat perbedaan besar antara dapat memecahkan
masalah secara prinsip dan memecahkannya dalam dunia nyata.
4. Acting Rationally
Membuat inferensi logis merupakan bagian
dari suatu agen rasional. Cara melakukan aksi secara rasional adalah dengan
menalar secara logis untuk mendapat kesimpulan bahwa aksi yang dilakukan akan
mencapai tujuan atau tidak.
Lingkup Utama AI
Berbagai produk
AI berhasil dibangun dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Produk-produk
tersebut dikelompokan ke dalam 4 teknik yang ada di AI, yaitu searching,
reasoning, planning, dan learning. Contoh produk AI antara lain sebagai
berikut.
1.
Sistem Pakar (Expert System)
2.
Natural Language Processing (Pengolahan Bahasa
Alami)
3.
Speech Recognition (Pengenalan Suara, Pengenalan
Pembicara)
4.
Medic Ware (Rekam Medis Pasien)
5.
Inteligent Computer-Aided Instruction
6.
Computer Vision
7.
Robotika dan Sistem Sensor
Kelebihan AI
Kelebihan Artificial Intelligence ( Kecerdasan Buatan) antara lain :
1.
Bersifat permanen, karena tidak akan berubah
selama sistem komputer dan program tidak mengubahnya.
2.
Lebih mudah diduplikasi dan disebarkan
dibandingkan dengan mentransfer pengetahuan manusia dari 1 orang ke orang lain
yang membutuhkan proses yang sangat lama.
3.
Lebih murah dibandingkan mendatangkan seseorang
untuk mengerjakan sejumlah pekerjaan dalam jangka waktu yang sangat lama.
4.
Dapat didokumentasi dengan cara melacak setiap
aktivitas dari sistem tersebut.
5.
Cara kerja lebih cepat.
6. Memiliki hasil akhir yang lenih baik
Studi Kasus Intelligent Agent
Judul : Pembangkitan Basis Pengetahuan Agen Pada Sistem Pembelajaran Cerdas (Intelligent Learning System) dari Teks Bebas dengan Menggunakan Temu Kembali Informasi (Information Retrieval)
Multi
agen menggunakan basis pengetahuan (KB) yang berbeda-beda sesuai dengan domain
pengetahuan dari masing-masing agent yang diberikan secara tradisional dan
tersimpan secara terstruktur dalam Relational Database Management System
(RDBMS). Salah satu cara untuk menambah basis pengetahuan dari multi agent
adalah dengan melalui pendekatan Knowledge Base menggunakan mekanisme sebab dan
bahasa query untuk mengambil informasi dari sumber dokumen yang tidak
terstruktur.
Disini,
permasalahan utamanya yaitu bagaimana membangkitkan basis pengetahuan dari
masing-masing agen dalam sistem pembelajaran cerdas tersebut. Dalam penelitian
tersebut pembangkitan basis pengetahuan agen diberikan dari teks bebas berupa
modul praktikum berbahasa Indonesia diproses dengan modul temu kembali
informasi yang terbagi dalam beberapa proses seperti gambar dibawah ini.
Proses pembangkitan informasi dengan modul temu
kembali informasi menggunakan tiga blok proses yaitu “parsing dan stemming”,
“analisa semantic”, dan blok “translasi”. Kira-kira seperti ini cara kerjanya :
·
Teks berbahasa Indonesia yang diberikan dipecah
sampai dengan kata dasar dalam proses “parsing dan stemming” sesuai dengan
domain ontology masing-masing agen dalam sistem pembelajaran cerdas.
·
Kemudian, hasil dari proses “parsing dan
stemming” adalah kata-kata dan struktur sintaks dari kalimat yang diberikan
dalam teks bebas kemudian diproses dengan analisa semantic.
·
Proses analisa semantic merelasikan struktur
sintaks dari level frasa, kalimat sampai dengan kalimat yang berhubungan dengan
domain ontology agen mendapat persepsi yang benar mengenai informasi yang akan
disajikan oleh tugas masing-masing agen.
Referensi
Materi “Pengantar Kecerdasan
Buatan” pada VClass minggu ke-5
http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-palim18d6aa16e02full.pdf
diambil dari materi “Studi Kasus Intelligent Agent” pada vclass minggu ke-7
https://prpm.trigunadharma.ac.id/public/fileJurnal/160B2-OK-Jurnal9-MD-Kecerdasan%20Buatan.pdf
http://imamcs.lecture.ub.ac.id/files/2013/09/02-Konsep_Dasar_AI_IK_IL1314IC.pdf
https://www.dicoding.com/blog/kecerdasan-buatan-adalah/
Keren postingan nya👍, mudah dimengerti pokoknya good job..
BalasHapusJangan lupa kunbalnya
kunbal tuh apaa😭
Hapus